Inilah kisah pertama Prof. Amin
Syukur yang terkena kanker. Pertama kali beliau terkena kanker pada tahun 1997
tepatnya beliau terkena kanker otak, saat itu beliau berumur 44 tahun, pada
waktu itu beliau menjalani pengobatan medis selain pengobatan medis beliau
pasrah dengan melakukan dzikir sholawat nariyah dan doa-doa lainnya. Beliau
melakukan pengobatan medis di rumah sakit Jakarta karena di rumah sakit
semarang belum lengkap peralatannya beliau mengambil jalan pengobatan oprasi. Alhamdulilah
berkat doa-doa dari keluarga dan orang-orang di sekitarnya oprasinya berhasil
beliau sembuh dan tidak ada akar-akar dari kanker tersebut.
Akan
tetapi selang sekitar 2,5 tahun pada akhir tahun 2000 beliau dinyatakan terkena
kanker lagi nama dari kanker itu adalah kanker nasofaring. Gejala pertama kali
adalah ludah yang bercampur dengan darah. Pada saat beliau terkena kanker
nasofaring, beliau menjalani pengobatan kemoterapi dan pistral yang kata
dokternya itu adalah pengobatan yang ekstrem. Dan sealama menjalani pengobatan
pistral, seluruh badannya gosong. Dan pada saat itu juga beliau divonis umurnya
tidak panjang lagi. Akan tetapi beliau mempunyai keyakinan bahwa orang sakit
bisa sembuh bisa mati, orang sehat pun bisa mati. Beliau beranggapan bahwa
penyakit itu adalah bentuk kasih sayang Allah. Beliau betanggapan sakit adalah
nikmat dari Allah yang menurut beliau itu adalah jatahnya Allah dari Allah.
Saat beliau sakit beliau melakukan dzikir yang akan menenangkan hati.
Yakin ketika berdzikir
bahwa Allah tidak pernah salah memberikan apapun pada kita. Dalam dunia medis
ada yang namanya psikoneuroimonologi hati yang tenang akan mempengaruhi saraf,
saraf akan mempengaruhi kelenjar, kelenjar akan mempengaruhi hormon. Kalau hati
tenang hormonnya sehat. Maka dari itu efek dari berdzikir adalah dapat
menenangkan hati. Dan ketenangan hati adalah kunci untuk selalu sehat, sehat
jasmani maupun rohani. Dan itu sama halnya yang di alami Prof. Amin yang dapat
melewati penyakitnya dan hingga kini beliau diberi kesehatan dan beliau
sekarang menjadi konsultan kanker untuk orang-orang yang sudah putus asa. Itulah
hikmah dari orang yang selalu bersabar dan tidak putus asa.
Kisah
kedua Ibu Fatimah Usman, M. Si yang terkena kanker. Pertama kali beliau di
deteksi terkena kanker pada bulan Mei 2013. Beliau kelihatan seperti tidak
sakit karna beliau menganggap bahwa beliau ini tidak sakit. Beliau terkena
kanker adenokarsenoma atau kanker paru-paru. Beliau saat ini sedang menjalani
kemoterapi sudah ke Sembilan kalinya. Dari awal mengetahui mempunyai penyakit
kanker beliau terima beliau juga tidak kaget karena beliau menganggap penyakit
ini adalah jatah beliau Allah tidak pernah salah memberikan apapun untuk hambanya.
Ini adalah cara Allah menyayangi beliau. Selain melakukan pengobatan medis
beliau juga melakukan dzikir yang diajarkan oleh Prof. Amin Syukur suaminya.
Dzikir yang benar-benar berdzikir. Beliau menjalani ini dengan dengan ikhlas.
Saat beliau melakukan kemoterapi para suster mengatakan bahwa beliau kelihatan
tidak seperti penderita kanker karena beliau sangat mandiri. Saat tidak ada
orang yang mengantar ke rumah sakit beliau brangkat sendiri, di lab sendiri,
saat di kemo mau ke kamar mandi juga sendiri, bahkan saat beliau merasakan
sakit beliau slalu berkata alhamdulilah beliau mengangap ini cara Allah
menyayangi beliau. Orang banyak berfikir saat diberikan penyakit kenapa harus
aku tapi beliau menyiakpi dengan karena Allah tidak pernah salah memberikan
apapun kepada kita.
Dari semua kisah di atas dapat
diambil hikmah atau pelajaran bahwa kita harus percaya dan yakin Allah akan selalu
memberi yang terbaik dari kita, maka dari itu haruslah kita selalu bersyukur,
karena semua hal yang “LUAR BIASA” berawal dari hal yang BIASA. Untuk merubah
dari yang BIASA menjadi LUAR BIASA. Maka untuk sesaat saja, stop rasio & logika,
stop mempertanyakan, masukilah keheningan & kebeningan diri, hidupkan
imajinasi & harapan. Baca dengan seksama dan fahamilah bahwa untuk merubah
dari yang BIASA menjadi LUAR BIASA adalah dengan men”Syukuri” yang sudah ada.
Sabar
dan ikhlas menjadi poin penting dlm upaya menghadapi semua permasalahan. Hidup
memang penuh dengan tantangan, siapa yang berani hidup dia harus rela menerima
dan menghadapi semua tantangan itu. Perlu di ingat, kesabaran bukan berarti
sikap diam dan menyerah, kesabaran merupakan bentuk manifestasi dari sikap
tawakal, ridho & justru pantang menyerah, selama kita masih hidup selama
itu pulalah kita harus bersabar & ikhlas, batas kesabaran adalah sampai ke
liang lahat. Percayalah sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang sabar. Dan
sealalu berfikir positif dalam memandang segala permasalahan dan tentunya
dengan tidak henti-hentinya berikhtiar.
Saat
tak paham maksud Allah maka percayalah dan yakinlah. Saat tertekan oleh
kekecewaan justru bersyukurlah. Saat rencana hidup berantakan maka berserahlah.
Saat putus asa melingkupi, tetaplah maju dan melangkah teguh.! Sesungguhnya Allah
sedang mengajari kita tentang bagaimana menjadi hamba yang kuat dan sholeh
dalam waktu apapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar