Minggu, 27 April 2014

HIKMAH (CERITA PENDERITA KANKER)



Inilah kisah pertama Prof. Amin Syukur yang terkena kanker. Pertama kali beliau terkena kanker pada tahun 1997 tepatnya beliau terkena kanker otak, saat itu beliau berumur 44 tahun, pada waktu itu beliau menjalani pengobatan medis selain pengobatan medis beliau pasrah dengan melakukan dzikir sholawat nariyah dan doa-doa lainnya. Beliau melakukan pengobatan medis di rumah sakit Jakarta karena di rumah sakit semarang belum lengkap peralatannya beliau mengambil jalan pengobatan oprasi. Alhamdulilah berkat doa-doa dari keluarga dan orang-orang di sekitarnya oprasinya berhasil beliau sembuh dan tidak ada akar-akar dari kanker tersebut.
            Akan tetapi selang sekitar 2,5 tahun pada akhir tahun 2000 beliau dinyatakan terkena kanker lagi nama dari kanker itu adalah kanker nasofaring. Gejala pertama kali adalah ludah yang bercampur dengan darah. Pada saat beliau terkena kanker nasofaring, beliau menjalani pengobatan kemoterapi dan pistral yang kata dokternya itu adalah pengobatan yang ekstrem. Dan sealama menjalani pengobatan pistral, seluruh badannya gosong. Dan pada saat itu juga beliau divonis umurnya tidak panjang lagi. Akan tetapi beliau mempunyai keyakinan bahwa orang sakit bisa sembuh bisa mati, orang sehat pun bisa mati. Beliau beranggapan bahwa penyakit itu adalah bentuk kasih sayang Allah. Beliau betanggapan sakit adalah nikmat dari Allah yang menurut beliau itu adalah jatahnya Allah dari Allah. Saat beliau sakit beliau melakukan dzikir yang akan menenangkan hati. 


Yakin ketika berdzikir bahwa Allah tidak pernah salah memberikan apapun pada kita. Dalam dunia medis ada yang namanya psikoneuroimonologi hati yang tenang akan mempengaruhi saraf, saraf akan mempengaruhi kelenjar, kelenjar akan mempengaruhi hormon. Kalau hati tenang hormonnya sehat. Maka dari itu efek dari berdzikir adalah dapat menenangkan hati. Dan ketenangan hati adalah kunci untuk selalu sehat, sehat jasmani maupun rohani. Dan itu sama halnya yang di alami Prof. Amin yang dapat melewati penyakitnya dan hingga kini beliau diberi kesehatan dan beliau sekarang menjadi konsultan kanker untuk orang-orang yang sudah putus asa. Itulah hikmah dari orang yang selalu bersabar dan tidak putus asa.




Kisah kedua Ibu Fatimah Usman, M. Si yang terkena kanker. Pertama kali beliau di deteksi terkena kanker pada bulan Mei 2013. Beliau kelihatan seperti tidak sakit karna beliau menganggap bahwa beliau ini tidak sakit. Beliau terkena kanker adenokarsenoma atau kanker paru-paru. Beliau saat ini sedang menjalani kemoterapi sudah ke Sembilan kalinya. Dari awal mengetahui mempunyai penyakit kanker beliau terima beliau juga tidak kaget karena beliau menganggap penyakit ini adalah jatah beliau Allah tidak pernah salah memberikan apapun untuk hambanya. Ini adalah cara Allah menyayangi beliau. Selain melakukan pengobatan medis beliau juga melakukan dzikir yang diajarkan oleh Prof. Amin Syukur suaminya. Dzikir yang benar-benar berdzikir. Beliau menjalani ini dengan dengan ikhlas. Saat beliau melakukan kemoterapi para suster mengatakan bahwa beliau kelihatan tidak seperti penderita kanker karena beliau sangat mandiri. Saat tidak ada orang yang mengantar ke rumah sakit beliau brangkat sendiri, di lab sendiri, saat di kemo mau ke kamar mandi juga sendiri, bahkan saat beliau merasakan sakit beliau slalu berkata alhamdulilah beliau mengangap ini cara Allah menyayangi beliau. Orang banyak berfikir saat diberikan penyakit kenapa harus aku tapi beliau menyiakpi dengan karena Allah tidak pernah salah memberikan apapun kepada kita.
            Dari semua kisah di atas dapat diambil hikmah atau pelajaran bahwa kita harus percaya dan yakin Allah akan selalu memberi yang terbaik dari kita, maka dari itu haruslah kita selalu bersyukur, karena semua hal yang “LUAR BIASA” berawal dari hal yang BIASA. Untuk merubah dari yang BIASA menjadi LUAR BIASA. Maka untuk sesaat saja, stop rasio & logika, stop mempertanyakan, masukilah keheningan & kebeningan diri, hidupkan imajinasi & harapan. Baca dengan seksama dan fahamilah bahwa untuk merubah dari yang BIASA menjadi LUAR BIASA adalah dengan men”Syukuri” yang sudah ada.
Sabar dan ikhlas menjadi poin penting dlm upaya menghadapi semua permasalahan. Hidup memang penuh dengan tantangan, siapa yang berani hidup dia harus rela menerima dan menghadapi semua tantangan itu. Perlu di ingat, kesabaran bukan berarti sikap diam dan menyerah, kesabaran merupakan bentuk manifestasi dari sikap tawakal, ridho & justru pantang menyerah, selama kita masih hidup selama itu pulalah kita harus bersabar & ikhlas, batas kesabaran adalah sampai ke liang lahat. Percayalah sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang sabar. Dan sealalu berfikir positif dalam memandang segala permasalahan dan tentunya dengan tidak henti-hentinya berikhtiar.
Saat tak paham maksud Allah maka percayalah dan yakinlah. Saat tertekan oleh kekecewaan justru bersyukurlah. Saat rencana hidup berantakan maka berserahlah. Saat putus asa melingkupi, tetaplah maju dan melangkah teguh.! Sesungguhnya Allah sedang mengajari kita tentang bagaimana menjadi hamba yang kuat dan sholeh dalam waktu apapun.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar