I.
PENDAHULUAN
Seorang individu dalam rentang
kehidupannya di dunia ini harus melalui berbagai macam fase atau masa seiring
perkembangan usia mereka. Dalam setiap fase memiliki tugas-tugas perkembangan
masing-masing, hal ini berbeda antara fase satu dengan fase yang lainnya.
Masing-masing individu dituntut untuk dapat menyelesaikan setiap tugas
perkembangannya sesuai dengan tahapan fase yang dilaluinya dan rentang usia
yang sudah ditentukan pada tiap fase tersebut.
Seorang individu dapat dikatakan
normal atau bahagia apabila ia dapat menyelesaikan tugas perkembangannya dengan
tepat waktu. Apabila individu tersebut tidak dapat atau mengalami hambatan
dalam menyelesaikan tugas perkembangannya, maka individu tersebut akan
mengalami gangguan atau ketidakbahagiaan baik dalam aspek fisik, kognitif,
emosi, sosial, maupun spiritualnya.
Dari seluruh fase yang terjadi
selama rentang kehidupan, salah satu fase yang memegang pernan penting dalam
perkembangan seorang individu adalah masa bayi.Masa bayi disebut sebagai salah
satu fase terpenting karena selama masa ini seorang individu mulai belajar dan
memahami berbagai macam hal-hal dan pengalaman baru tentang dirinya.Banyak
macam tugas perkembangan yang harus diselesaikan seorang individu pada masa
ini.Sekalipun demikian, masa ini bukanlah suatu masa yang berbahaya bagi
perkembangan individu.
Di balik semuanya itu, ada tuntutan
tersendiri yang wajib dicapai seorang individu setelah melalui fase ini, yaitu
menjadi individu yang mandiri. Untuk dapat mencapainya, para orang tua terlebih
dahulu harus memahami apa saja tugas-tugas perkembangan bagi si bayi dan yang
harus ibu lakukan agar bayinya dapat memenuhi tugas-tugas tersebut.
II.
RUMUSAN
MASALAH
A. Bagaimana Perkembangan
Fisik pada Masa Bayi?
B. Bagaimana Perkembangan
Psikologis pada Masa Bayi?
C. Bagaimana Perkembangan
Bicara Bayi?
D. Bagaimana Perkembangan
Sosial Bayi?
E.
Apayang Membahayakan dalam Perkembangan Bayi?
A.
Perkembangan
Fisik pada Masa Bayi
Pada awalnya
bayi bena-benar tidak berdaya. Sedikit demi sedikit ia belajar untuk
mengendalikan otot-ototnya sehingga dengan demikian ia dapat bergerak sendiri.
Perubahan ini disertai dengan meningkatnya penolakan untuk diperlakukan seperti
bayi dan keinginan yang makin meningkat untuk tidak bergantung pada orang lain.[1]
Perkembangan
fisik secara jelas dapat diamati, pada enam bulan pertumbuhanya terus bertambah dengan pesat. Tahun pertama
peningkatan lebih kepada berat dan tinggi badan.Selama tahun kedua terjadi
penurunan, selain itu yang berkembang ialah proporsi, tulang, otot dan lemak,
bangun tubuh, gigi, susnan saraf, dan organ perasa.
Beberapa
perkembangan fisik yang harus dilalui bayi hingga pada akhir masa bayi ialah
sebagai berikut.
a.
Tahap pertama; skema refleksi (sejak
lahir sampai 1 bulan).
Pada
waktu itu bayi sudah memiliki skema yang merupakan berbagai refleksi neo-natal
seperti menghisap, refleksi menggenggam, dan refleksimoro.
b.
Tahap kedua; adaptasi yang pertama dan
reaksi sirkuler yang pertama (sejak 1 bulan sampai 4 bulan).
Pada
tahap ini skema reflex banyak mengalami perubahan sebagai hasil interaksi bayi
dengan lingkungannya. Cenderung belajar dari pola respon yang direkam begitu
saja.
Reaksi
sirkuler primer berkaitan dengan kecenderungan bayi untuk mengulangi respon
dalam rangakaian tingkah laku mereka, yang memberikan hasil yang menarik.
c.
Tahap ketiga; reaksi sirkuler (sejak 4
bulan sampai 8 bulan).
Pada
tahap ini anak menjadi terorientasi pada dirinya dan sekelilingnya.Mereka
menunjukkan tanda-tanda pertama bahwa mereka mengenal yang sudah biasa
dihadapinya dan menunjukkan intensionalitas tingkah lakunya.
d.
Tahap keempat; koordinasi skema sirkuler
(sejak 8 bulan sampai 12 bulan).
Pada
tahap ini orientasi bayi makin terarah ke arah dunia luar dirinya. Bayi mulai
mengantisipasi apa yang akan terjadi dengan kemampuannya untukpertama kali
dengan jelas terlihat bahwa bayi mulai berusaha mempengaruhi masa depannya.
e.
Tahap kelima; reaksi sirkuler tersier
(sejak 12 bulan sampai 18 bulan).
Sejak
saat ini mereka berusaha menguasai kembali pengalaman baru yang secara tiba-tiba
dialaminya, tetapi sekarang mereka mulai mencari hal-hal yang baru itu mulalui
kegiatan eksperimen.
Pada
saat ini asimilasi dan akomodasi dapat dibedakan dengan jelas.Akomodasi tidak
lagi sekedar dipaksakan pada anak-anak, karena bayi mulai secara aktif mencari
pengalaman-pengalaman untuk mengadakan akomodasi dengan melakukan
percobaan-percobaan terhadap lingkungannya.
f.
Tahap keenam; penemuan cara baru melalui
kombianasi mental (18 bulan sampai 2 tahun).
Sealama
tahap akhir periode sensomotorik anak-anak melaksanakan penelitian yang
bersifat primitive sederhana yang bertema ke dalam bidang konseptual-simbolis.
Mereka
nampaknya memikirkan mengenai efek pola respon mereka dan menilai keefektifan
relative yang mungkin mengenai tidakan yang direncanakan. Dengan demikian
muncullah indikasi kemampuan untuk memandang ke masa yang akan datang dan
kemampuan untuk membuat rencana. [2]
Beberapa urutan perkembangan motorik
selama masa bayi mulai dari umur 1-24 bulan ialah sebagai berikut.
Usia (Dalam Bulan)
|
Perkembangan Motorik
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
18
24
|
Gerakan reaksi (negatif = menangis, positif = senyum, dan
spontan = menggerak-gerakkan kaki dan tangan).
Memutar ke kanan dan ke kiri.
Menarik-narik selimut dan baju.
Menegakkan kepala ke arah dua belah tangan.
Dapat menelungkup beberapa menit.
Mengamati mainan yang dipegang.
Menarik kepala ke depan.
Duduk beberapa menit.
Dapat duduk sendiri.
Merangkak.
Berdiri sendiri.
Mulai dapat berjalan.
Dapat berjalan dengan baik dan dapat menaiki kursi atau
tangga.
Dapat naik dan turun tangga, dan berlari.
|
B.
Perkembangan
Psikologis
Masa bayi adalah masa pembentukan
psikologis fundamental untuk makan, tidur, dan buang air, meskipun pembentukan
kebiasaan tersebut mungkin tidak selesai pada akhir masa bayi.
a. Pola tidur
Selama tahun pertama masa bayi, lama
rata-rata tidur malam meningkat dari 8½ jam pada tiga minggu pertama hingga 10
jam pada 12 minggu pertama dan selanjutnya tetap konstan selama sisa tahun
tersebut. Selama tiga bulan pertama, penurunan jumlah waktu tidur siang
diimbangi oleh peningkatan jumlah waktu tidur malam.
b.
Pola makan
Sejak kelahiran hingga usia empat
atau lima bulan, semua pola makan adalah dalam bentuk mengisap dan menelan.
Mengunyah umumnya muncul sebulan sesudah menggigit.Ketidaksukaan makan yang
mulai berkembang pada tahun kedua sering merupakan akibat dari perpanjangan
pola makan ala bayi.Setelah terbiasa dengan makanan cair, cukup sulit bagi bayi
untuk menyesuaikan diri dengan makanan yang agak keras.
c.
Pola buang air
Pengendalian (kontrol) buang air
besar rata-rata mulai pada usia enam bulan, sedangkan pengendalian buang air
kecil mulai antara usia 15 dan 16 bulan. Dalam hal buang air besar, kebiasaan
pengendalian terbentuk pada akhir masa bayi, meskipun sekali-kali dapat juga
terjadi penyimpangan, khususnya ketika bayi lelah, sakit, atau secara emosional
sangat senang.Sebaliknya pengendalian buang air kecil, belum sempurna pada
akhir masa bayi.[3]
1.
Perilaku Emosional pada Masa Bayi
Emosi bayi disertai oleh reaksi
perilaku yang terlampau hebat bagi rangsangan yang menimbulkannya, terutama
dalam hal marah dan takut.Emosi lebih mudah dibiasakan pada masa bayi
dibandingkan pada periode-periode lain. Ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan
intelektual bayi sehingga mereka mudah dan cepat bereaksi terhadap rangsangan
yang pada waktu lalu membangkitkan reaksi emosional.
Pola emosi yang lazim pada masa bayi
antara lain:
a. Marah
Ekspresi marah ialah menjerit,
meronta-ronta, menendang, mengibaskan tangan, memukul, berguling-guling,
menahan nafas.Hal ini terjadi karena keinginannya dihalangi.
b. Ketakutan
Tanggapan rasa takut ialah
menjauhkan diri dari hal-hal yang menakutkan, merengek, menangis, menahan
nafas.Pada usia 8 bulan sampai 1 tahun, bayi akan menangis terhadap benda,
situasi, atau orang yang asing. Tanggapan rasa takut pada masa bayi terdiri
dari upaya menjauhkan diri dari perangsang yang menakutkan dengan merengek,
menangis, dan menahan nafas.Yang menyebabkan takut pada bayi adalah suara
keras, suasana asing, ruang gelap, tempat tinggal, orang tertentu, dan binatang
tertentu.
c. Rasa Ingin Tahu
Dilakukan dengan cara memegang
benda-benda yang ingin diketahuinya. Bayi mudah mengungkapkan rasa ingin
tahunya terutama melalui ekspresi wajah menegangkan otot muka, membuka mulut,
dan menjulurkan lidah. Kemudian, bayi akan menangkap barang yang membangkitkan
rasa ingin tahunya tersebut, memegang, membolak-balik, dan melempar.
d. Bayi Gembira
Sewaktu diajak bercanda, digelitik,
diajak bermain, mendapat benda atau permainan yang disenanginya.Rasa gembira
diungkapkan dengan Bayi tersenyum, tertawa, menggerak-gerakkan tangan dan kaki,
bertriak-triak dengan mata berbinar-binar.
e. Menyenangi Sesuatu
Yang tampak waktu bayi memeluk,
mendekap, menepuk-nepuk, mencium segala sesuatu yang disenanginya.[4]
2.
Awal Perkembangan Motorik Bayi
Perkembangan masa bayi pada aspek
motorik ini dapat diamati dan terliahat Reaksi-reaksi spontan yang berulang
dilakukan dan tidak dikoordinasi.Namun lama-kelamaan terjadi secara efektif.Hal
ini terlihat dari merangkak, berjalan, dan memainkan benda-benda-benda
perkembangan motorik telihat adanya arah.[5]
Pada awal kelahirannya, bayi
menghabiskan kebanyakan waktunya dengan tidur.Mulanya tidur dapat berlangsung
sepanjang hari dan malam, namun setelah beberapa bulan tidur bayi menjadi lebih
terpola mengikuti siang dan malam.[6]
Bayi pada saat ini berada dalam enam keadaan yang merupakan pasangan, meliputi:
tidur tenang dan tidur aktif, terjaga tenang dan terjaga aktif, serta meringis
dan menangis. Bayi merespon berbeda-beda terhadap stimulus ketika berada dalam
keadaan yang berbeda-beda.
Untuk memperoleh perkembangan bayi
yang lebih optimal pada tahap selanjutnya, bayi membutuhkan stimulasi dari
luar. Nabi Muhammad SAW. melihat pentingnya pemberian stimulasi dalam usia
dini, sebagaimana dinyatakan dalam hadis berikut ini:
“Sesungguhnya
Rasulullah SAW. pernah menjulurkan lidahnya kepada Hasan bin Ali ra, sehingga
begitu melihat warna merah lidahnya, anak kecil ini lalu kegirangan.” (HR Abu Hurairah[7])
Selain itu, Nabi Muhammad SAW.juga
menunjukkan pentingnya sentuhan, ciuman, gendongan, pelukan terhadap bayi atau
anak-anak dengan kata-kata yang manis. Dalam hadis dinyatakan:
“Diriwayatkan
dari Anas ra bahwa Rasulullah bersabda kepada Fathimah ra “Bawakanlah kedua
cucuku kepadaku!” lantas beliau mencium dan memeluk keduanya.”(HR At-Thurmudhi)
Dengan demikian, penting bagi umat Islam untuk melakukan
stimulasi fisik terhadap anak-anak mereka.
C.
Perkembangan
Bicara
Ada perbedaan antara bicara dengan bahasa.Bahasa
merupakan lambang untuk berkomunikasi, dapat berupa bicara, suara, tulisan,
isyarat tangan, gambar, lambaian bendera, moise, dan lain-lain.Sedangkan bicara
merupakan bagian dari bahasa yang harus dilakukan dengan menggunakan suara atau
bunyi dengan bantuan otot-otot bibir, lidah, pipi, rahang, hidung, sehingga
suara tadi berupa percakapan untuk berkomunikasi.[8]
1. Hal-hal
yang Dibutuhkan Anak untuk Berbicara
Setiap orang mempunyai cirri khusus dalam berbicara[9], misalnya pilihan
kata-katanya, tempo suara, lagu suara, tinggin rendahnya suara, sehingga kita
dapat mengetahui siapa yang berbicara walaupun tidak melihat orangnya. Ini
semua karena adanya perbedaan berbagai hal yang berhubungan dengan bicara,
yaitu :
a.
Telinga
Telinga berfungsi untuk mendengarkan suara.Kalau
telinga rusak sehingga bayi sejak lahir tidak dapat mendengarkan suara, maka
tidak ada suara yang dapat ditirunya, sehingga akibatnya anak tidak dapat
berbicara (bisu).
b.
Alat Berbicara
Alat bicara yaitu bibir, lidah, pipi, selaput suara,
langit-langit, rahang, kondisinya berbeda-beda.
c.
Alat
Pernafasan
Alat pernafasan misalnya paru-paru, hidung, kalau
kondisinya kurang baik, bicara anak dapat tersenggal-senggal, sengau.
d.
Kecerdasan
Agar dapat berbicara dengan baik, jelas, kalimat
terarah, dibutuhkan kecerdasan yang baik. Anak yang mempunyai kecerdasan
rendah, perkembangan berbicaranya akan terhambat, bahkan idiot tidak dapat
berbicara.
e.
Pusat Susunan
Syaraf (otak)
Jika otak kurang baik, akan menganggu proses bicara
anak. Misalnya susunan syaraf motorik bicara yang ada di otak dan disebut pusat
Broca rusak, maka anak akan sulit mengendalikan gerak bibir, gerak lidah,
sehingga apa yang diucapkan tidak sesuai dengan keinginannya.
f.
Situasi dan
Kondisi Keluarga
Situasi dan kondisi keluarga sekitar anak juga dapat
membantu atau menghambat perkembangan bicara anak, dapat mempengaruhi dialek
bicara anak, mempengaruhi pilihan kata-katanya, dan sebagainya.
g.
Kebutuhan Anak
Kalau anak tidak membutuhkan, peningkatan dalam
kemampuan bicara, tidak ingin menirukan bicara orang lain, maka perkembangan
bicra anak akan terganggu.[10]
2. Fase-fase
Perkembangan Bicara
Perkembangan bicara anak pada umumnya melalui
fase-fase berikut:
a.
Fase Motorik
yang tidak Teratur
Hal ini terjadi pada waktu anak baru lahir sampai
dengan kira-kira berumur 2 bulan.Pada waktu bayi lahir, gerakannya masih
bersifat reflex, tidak teratur, tidak ada artinya dan tidak ada fungsinya.Pada
kurang lebih minggu ke tiga atau minggu ke empat, baru dapat diketahui maksud
tangis bayi melalui nadanya serta gerak-gerak badan yang mengiringinya.[11]Jadi, tangis bayi merupakan
bentuk komunikasi untuk menyampaikan keinginannya dan kebutuhannya.Kalau
menangis saja merupakan komunikasi yang sangat efektif, berarti dengan hanya
menangis anak sudah mendapatkan segala kebutuhnnya, maka perkembangan bicara
anak terganggu.
b.
Fase Meraban
(mengoceh)
Fase ini terjadi pada waktu anak berumur 2 bulan- 5
bulan.Pada saat bayi mengoceh, terdengar deretan bunyi yang diulang-ulang dalam
urutan yang tetap.Dengan seringnya bayi mengoceh, berarti melatih alat-alat
bicara dan alat pendengaran.Pada saat bayi mengoceh, dia mendengar suaranya
sendiri, lalu dia mengulang suara yang didengarnya.
Bayi yang tuli, tidak dapat mendengar suaranya
sendiri, sehingga bayi tidak mengulang ocehannya.Sehingga perkembangan bicara
bayi hanya sampai mengoceh.Setelah mengoceh sesaat tiba-tiba berhenti.Maka hal
ini perlu konsultasi dokter untuk perawatan, pengobatan, dan pendidikan
selanjutnya.
c.
Fase Menyesuaikan
Diri
Fase ini terjadi pada saat anak berumur sekitar 5
bulan – 8 bulan.Pada fase ini, bayi masih meraban, tetapi lagunya menirukan
lagu yang didengarnya.
d.
Fase Jargon
Fase ini terjadi pada saat bayi berumur sekitar 8-9
bulan.Pada fase ini, bayi mengucapkan deretan bunyi yang ada artinya, tetapi
artinya masih sangat luas. Walaupun suara yang sama mempunyai arti yang luas,
tetapi anak sudah bermaksud mengeluarkan symbol tertentu.
e.
Fase
Penguasaan Bahasa yang Benar
Fase ini dicapai bayi sekitar 9 bulan.Pada stadium
ini, bayi mula-mula mencoba menirukan kata yang didengarnya.Hal ini disebut echo-lalia[12].Satu
kata yang dikatakan, mempunyai arti satu kalimat.Maka pada saat ini
perkembangan bahasa bayi dapat dikatakan memasuki stadium kalimat satu kata.
Pada saat mencapai sekitar 11-24 bulan, perkembangan
bahasa bayi sudah memasuki stadium kalimat dua kata, walaupun belum sempurna.
Dan bayi yang berumur sekitar 2 tahun, haus akan perbendaharaan kata. Mereka
selalu menyakan nama benda-benda yang ada di sekitarnya.
D.
Perkembangan
Sosialisasi
Perkembangan
sosial yang dini memainkan peranan yang sangat penting dalam menentuan hubungan
sosial di masa depan dan pola perilaku terhadap orang lain. Karena kehidupan
bayi berpusat di sekitar rumah, maka di rumahlah diletakkan dasar perilaku dan
sikap sosialnya kelak.Terdapat sedikit bukti yang menyatakan bahwa sikap social
atau antisocial merupaan sikap bawaan. “Pengalaman inersaksi sosial di dalam keluarga
turut menentukan menentukan pula cara-cara tingkah lakunya terhadap orang lain.
Apabila interaksi sosialnya di dalam keluarga tidak lancar, maka besar
kemungkinannya bahwa interaksi sosialnya di dalam dengan masyarakat juga
berlangsung dengan tidak lancar.
Mengapa
dasar-dasar sosial yang di sini sangat penting adalah bahwa sekali terbentuk
dasar-dasar itu cenderung menetap kalau anak-anak menjadi lebih besar.Anak yang
pada saat bayi sering menangis, cenderung agresif dan menunjukan
perilaku-perilaku yang mencari perhatian.Sebaliknya, bayi yang ramah dan lebih
bahagia biasanya penyesuaian sosialnya lebih baik apabila telah menjadi besar
nanti.[13]
1.
Beberapa
reaksi sosial terhadap bayi-bayi lain.
a. Empat
sampai lima bulan.
Bayi mulai menarik perhatian bayi atau
anak lain dengan melambungkan badan ke atas dan ke bawah, menendang, tertawa,
atau bermain dengan ludah.
b. Enam
sampai tujuh bulan.
Bayi tersenyum terhadap bayi lain dan
menunjukan minat terhadap tangisannya.
c. Delapan
sampai tiga belas bulan.
Bayi mencoba meramasi pakaian dan rambut
bayi-bayi lain, meniru perilaku dan suara mereka dan bekerja sama dalam
menggunakan mainan, meskipun ia cenderung bingung bila bayi lain mengambil
salah satu mainannya.
d. Tiga belas sampai delapan belas bulan.
Berebut mainan sekarang berkurang dan
bayi lebih bekerja sama dalam bermain dan mau berbagi rasa.
e. Delapan
belas sampai dua puluh empat bulan.
Bayi lebih berminat bermain dengan bayi
lain dan menggunakan bahan-bahan permainan untuk membentuk hubungan sosial
dengannya.
2.
Beberapa
reaksi bayi terhadap orang dewasa.
a. Dua
sampai tiga bulan.
Bayi dapat membedakan manusia dari benda
mati dan bayi tahu bahwa manusialah yang memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.Bayi
puas bila berada bersama manusia dan tidak senang bila ditinggal sendiri.
b. Empat
sampai lima bulan.
Bayi ingin digendong oleh siapa saja
yang mendekatinya.Ia memberikan reaksi yang berbeda kepada wajah-wajah yang
tersenyum, suara-suara yang menunjukan amarah.
c. Enam
sampai tujuh bulan.
Bayi membedakan “teman” dan “orang-orang
asing” dengan tersenyum pada yang pertama dan memperlihatkan ketakutan akan
kehadiran pada orang yang terakhir. Ini merupakan awal dari “masa lalu”, juga
merupakan permulaan dari “masa terikat”- yaitu masa dimana bayi menunjukan
keterikatan yang kuat kepada ibu pengganti dan berkurangnya keramahtamahan.
d. Delapan
sampai sembilan bulan.
Bayi mencoba meniru kata-kata, isyarat,
dan gerakan-gerakan sederhana dari orang lain.
e. Dua
belas bulan.
Bayi mulai bereaksi terhadap larangan
“jangan-jangan”.
f. Enam
belas sampai delapan belas bulan.
Negativisme, dalam bentuk keras kepala
tidak mau mengikuti permintaan atau perintah dari orang dewasa ditunjukan
dengan perilaku menarik diri atau ledakan amarah.
g. Dua
puluh dua sampai dua puluh empat bulan.
Bayi bekerja sama dalam sejumlah
kegiatan rutin seperti berpakaian, makan, dan mandi.
E.
Bahaya
dalam Perkembangan Masa Bayi
Ada
beberapa masalah yang berbahaya dalam priode bayi yaitu,
Ø Masalah-masalah
yang dapat membahayakan secara fisik dan yang perlu menjadi perhatian orang tua
dan lingkungannya ialah: kematian, penyakit, kecelakaan, kurang gizi dan
menjadi gemuk.
Ø Masalah-masalah
yang berhubungan dengan psikologis perkembangan motorik: bahaya dalam berbicara
dan emosi, (kurangnya kasih sayang, tekanan serta takut marah, kasih sayang
berlebihan serta emosi yang kuat) dan bahaya sosial serta bahaya bermain,
pengertian, moralitas, hubungan keluarga, dan perkembangan keperibadian.
IV.
KESIMPULAN
Berdasarkanpembahasan dapat disimpulkan bahwa masa bayi berlangsung
selama dua tahun pertama kehidupan setelah periode bayi baru lahir selama dua
minggu. Masa bayi sering dianggap sebagai keadaan tidak berdaya di mana bayi
setiap hari belajar untuk semakin mandiri, sehingga di akhir masa bayi dikenal
sebagai anak kecil yang baru belajar berjalan.Masa bayi adalah masa dasar yang
sesungguhnya, meskipun seluruh masa anak-anak merupakan masa dasar.
Masa
bayi diannggap sebagai masa dasar, karena merupakan dasar periode kehidupan
yang sesungguhnya karena pada saat ini banyak pola perilaku, sikap, dan pola
ekspresi emosi terbentuk.
Aspek-aspek
yang berkembang pada masa bayi. yaitu :
fisik,motorik, berbicara, berjalan, emosi,psikologis, kognitif dan moral.
Lingkungan
sangat berperan sekali dalam perkembangan bayi.Oleh karena itu orang tua
sebagai lingkungan pertama harus bisa memberikan kasih sayang yang tulus dan
mengurus bayi dengan sebaik mungkin supaya perkembangan bayi tidak terganggu
dan bisa sempuran karena bayi sangat tidak berdaya dan lemah.
V.
PENUTUP
Demikianlah,
makalah yang saya
paparkan serta masih jauh dari kata baik. Oleh sebab itu, masukan dari berbagai
pihak sangatlah saya
harapkan, untuk memperkaya materi dan memperdalam pemahaman. Tak lupa ucapan
ma’af dan terima kasih saya
haturkan dengan sepenuh hati kepada semua pihak atas kerjasama di dalam
pembuatan maupun penyampaian materi ini. Ihdina al-Shirathal Mustaqim..Wallahu
A’lamu Bi al-Shawab.
DAFTAR PUSTAKA
Hasan,
Aliah B. Purwakania, Psikologi
Perkembangan Islami, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006.
Hurlock,
Elizabeth B., Psikologi Perkembangan
(Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang kehidupan), Edisi ke-5, Jakarta: PT Gelora
Aksara Pratama, 1980.
Jauzi,
Ibnul, Al-Wafa Bi Ahwal Al-Musthafa Jilid 1, Beirut, t.t.
Rumini,
Sri dan Sundari, Siti, Perkembangan Anak
dan Remaja, Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, 2004.
Somantri,
T. Sutjihati, Psikologi Anak Luar Biasa,
Bandung: PT. Refika Aditama, 2007.
Zulkifli,Psikologi Perkembangan, Bandung: Rosda
karya, 2006.
[1]Dra. Hj. T. Sutjihati
Somantri, M.Si., psi., Psikologi Anak
Luar Biasa, Bandung: PT. Refika Aditama, 2007, h. 3.
[2]Ibid., h. 9-12.
[3]
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi
Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang kehidupan), Edisi ke-5,
Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 1980, h. 79.
[4]Prof. Dra. Sri Rumini dan
Dra. Siti Sundari H.S. M.Pd.,Perkembangan
Anak dan Remaja, Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, 2004, h. 32-32.
[5]Drs. Zulkifli,Psikologi Perkembangan, Bandung: Rosda karya,
2006, h.25.
[6] Aliah B. Purwakania Hasan,
Psikologi Perkembangan Islami, Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2006, h. 102.
[7]Dituturkan oleh Ibnul Jauzi
dalam kitab Al-Wafa Bi Ahwal Al-Musthafa,
Jilid 1, h. 444.
[8] Prof. Dra. Sri Rumini dan
Dra. Siti Sundari H.S. M.Pd.,op.cit.,
h. 26.
[9]Ibid.
[10]Ibid.,h. 27-28.
[11]Ibid., h. 28.
[12]Ibid.,h.29-30.
[13]http://jeffy-louis.blogspot.com/2011/06/makalah-perkembangan-masa-bayi.html
tanggal 19/10/2013 pukul 11.05.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar