Rabu, 23 April 2014

PERKEMBANGAN MASA BAYI





I.         PENDAHULUAN
Seorang individu dalam rentang kehidupannya di dunia ini harus melalui berbagai macam fase atau masa seiring perkembangan usia mereka. Dalam setiap fase memiliki tugas-tugas perkembangan masing-masing, hal ini berbeda antara fase satu dengan fase yang lainnya. Masing-masing individu dituntut untuk dapat menyelesaikan setiap tugas perkembangannya sesuai dengan tahapan fase yang dilaluinya dan rentang usia yang sudah ditentukan pada tiap fase tersebut.
Seorang individu dapat dikatakan normal atau bahagia apabila ia dapat menyelesaikan tugas perkembangannya dengan tepat waktu. Apabila individu tersebut tidak dapat atau mengalami hambatan dalam menyelesaikan tugas perkembangannya, maka individu tersebut akan mengalami gangguan atau ketidakbahagiaan baik dalam aspek fisik, kognitif, emosi, sosial, maupun spiritualnya.
Dari seluruh fase yang terjadi selama rentang kehidupan, salah satu fase yang memegang pernan penting dalam perkembangan seorang individu adalah masa bayi.Masa bayi disebut sebagai salah satu fase terpenting karena selama masa ini seorang individu mulai belajar dan memahami berbagai macam hal-hal dan pengalaman baru tentang dirinya.Banyak macam tugas perkembangan yang harus diselesaikan seorang individu pada masa ini.Sekalipun demikian, masa ini bukanlah suatu masa yang berbahaya bagi perkembangan individu.
Di balik semuanya itu, ada tuntutan tersendiri yang wajib dicapai seorang individu setelah melalui fase ini, yaitu menjadi individu yang mandiri. Untuk dapat mencapainya, para orang tua terlebih dahulu harus memahami apa saja tugas-tugas perkembangan bagi si bayi dan yang harus ibu lakukan agar bayinya dapat memenuhi tugas-tugas tersebut.

II.      RUMUSAN MASALAH
A.       Bagaimana Perkembangan Fisik pada Masa Bayi?
B.       Bagaimana Perkembangan Psikologis pada Masa Bayi?
C.       Bagaimana Perkembangan Bicara Bayi?
D.       Bagaimana Perkembangan Sosial Bayi?
E.        Apayang Membahayakan dalam Perkembangan Bayi?

III.   PEMBAHASAN
A.       Perkembangan Fisik pada Masa Bayi
Pada awalnya bayi bena-benar tidak berdaya. Sedikit demi sedikit ia belajar untuk mengendalikan otot-ototnya sehingga dengan demikian ia dapat bergerak sendiri. Perubahan ini disertai dengan meningkatnya penolakan untuk diperlakukan seperti bayi dan keinginan yang makin meningkat untuk tidak bergantung pada orang lain.[1]
Perkembangan fisik secara jelas dapat diamati, pada enam bulan pertumbuhanya  terus bertambah dengan pesat. Tahun pertama peningkatan lebih kepada berat dan tinggi badan.Selama tahun kedua terjadi penurunan, selain itu yang berkembang ialah proporsi, tulang, otot dan lemak, bangun tubuh, gigi, susnan saraf, dan organ perasa.
Beberapa perkembangan fisik yang harus dilalui bayi hingga pada akhir masa bayi ialah sebagai berikut.
a.       Tahap pertama; skema refleksi (sejak lahir sampai 1 bulan).
Pada waktu itu bayi sudah memiliki skema yang merupakan berbagai refleksi neo-natal seperti menghisap, refleksi menggenggam, dan refleksimoro.
b.      Tahap kedua; adaptasi yang pertama dan reaksi sirkuler yang pertama (sejak 1 bulan sampai 4 bulan).
Pada tahap ini skema reflex banyak mengalami perubahan sebagai hasil interaksi bayi dengan lingkungannya. Cenderung belajar dari pola respon yang direkam begitu saja.
Reaksi sirkuler primer berkaitan dengan kecenderungan bayi untuk mengulangi respon dalam rangakaian tingkah laku mereka, yang memberikan hasil yang menarik.
c.       Tahap ketiga; reaksi sirkuler (sejak 4 bulan sampai 8 bulan).
Pada tahap ini anak menjadi terorientasi pada dirinya dan sekelilingnya.Mereka menunjukkan tanda-tanda pertama bahwa mereka mengenal yang sudah biasa dihadapinya dan menunjukkan intensionalitas tingkah lakunya.
d.      Tahap keempat; koordinasi skema sirkuler (sejak 8 bulan sampai 12 bulan).
Pada tahap ini orientasi bayi makin terarah ke arah dunia luar dirinya. Bayi mulai mengantisipasi apa yang akan terjadi dengan kemampuannya untukpertama kali dengan jelas terlihat bahwa bayi mulai berusaha mempengaruhi masa depannya.
e.       Tahap kelima; reaksi sirkuler tersier (sejak 12 bulan sampai 18 bulan).
Sejak saat ini mereka berusaha menguasai kembali pengalaman baru yang secara tiba-tiba dialaminya, tetapi sekarang mereka mulai mencari hal-hal yang baru itu mulalui kegiatan eksperimen.
Pada saat ini asimilasi dan akomodasi dapat dibedakan dengan jelas.Akomodasi tidak lagi sekedar dipaksakan pada anak-anak, karena bayi mulai secara aktif mencari pengalaman-pengalaman untuk mengadakan akomodasi dengan melakukan percobaan-percobaan terhadap lingkungannya.
f.       Tahap keenam; penemuan cara baru melalui kombianasi mental (18 bulan sampai 2 tahun).
Sealama tahap akhir periode sensomotorik anak-anak melaksanakan penelitian yang bersifat primitive sederhana yang bertema ke dalam bidang konseptual-simbolis.
Mereka nampaknya memikirkan mengenai efek pola respon mereka dan menilai keefektifan relative yang mungkin mengenai tidakan yang direncanakan. Dengan demikian muncullah indikasi kemampuan untuk memandang ke masa yang akan datang dan kemampuan untuk membuat rencana. [2]
Beberapa urutan perkembangan motorik selama masa bayi mulai dari umur 1-24 bulan ialah sebagai berikut.
Usia (Dalam Bulan)
Perkembangan Motorik
1

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
18

24
Gerakan reaksi (negatif = menangis, positif = senyum, dan spontan = menggerak-gerakkan kaki dan tangan).
Memutar ke kanan dan ke kiri.
Menarik-narik selimut dan baju.
Menegakkan kepala ke arah dua belah tangan.
Dapat menelungkup beberapa menit.
Mengamati mainan yang dipegang.
Menarik kepala ke depan.
Duduk beberapa menit.
Dapat duduk sendiri.
Merangkak.
Berdiri sendiri.
Mulai dapat berjalan.
Dapat berjalan dengan baik dan dapat menaiki kursi atau tangga.
Dapat naik dan turun tangga, dan berlari.
B.       Perkembangan Psikologis
Masa bayi adalah masa pembentukan psikologis fundamental untuk makan, tidur, dan buang air, meskipun pembentukan kebiasaan tersebut mungkin tidak selesai pada akhir masa bayi.
a.   Pola tidur
Selama tahun pertama masa bayi, lama rata-rata tidur malam meningkat dari 8½ jam pada tiga minggu pertama hingga 10 jam pada 12 minggu pertama dan selanjutnya tetap konstan selama sisa tahun tersebut. Selama tiga bulan pertama, penurunan jumlah waktu tidur siang diimbangi oleh peningkatan jumlah waktu tidur malam.
b.   Pola makan
Sejak kelahiran hingga usia empat atau lima bulan, semua pola makan adalah dalam bentuk mengisap dan menelan. Mengunyah umumnya muncul sebulan sesudah menggigit.Ketidaksukaan makan yang mulai berkembang pada tahun kedua sering merupakan akibat dari perpanjangan pola makan ala bayi.Setelah terbiasa dengan makanan cair, cukup sulit bagi bayi untuk menyesuaikan diri dengan makanan yang agak keras.
c.   Pola buang air
Pengendalian (kontrol) buang air besar rata-rata mulai pada usia enam bulan, sedangkan pengendalian buang air kecil mulai antara usia 15 dan 16 bulan. Dalam hal buang air besar, kebiasaan pengendalian terbentuk pada akhir masa bayi, meskipun sekali-kali dapat juga terjadi penyimpangan, khususnya ketika bayi lelah, sakit, atau secara emosional sangat senang.Sebaliknya pengendalian buang air kecil, belum sempurna pada akhir masa bayi.[3]
1.      Perilaku Emosional pada Masa Bayi
Emosi bayi disertai oleh reaksi perilaku yang terlampau hebat bagi rangsangan yang menimbulkannya, terutama dalam hal marah dan takut.Emosi lebih mudah dibiasakan pada masa bayi dibandingkan pada periode-periode lain. Ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan intelektual bayi sehingga mereka mudah dan cepat bereaksi terhadap rangsangan yang pada waktu lalu membangkitkan reaksi emosional.
Pola emosi yang lazim pada masa bayi antara lain:
a.       Marah
Ekspresi marah ialah menjerit, meronta-ronta, menendang, mengibaskan tangan, memukul, berguling-guling, menahan nafas.Hal ini terjadi karena keinginannya dihalangi.
b.      Ketakutan
Tanggapan rasa takut ialah menjauhkan diri dari hal-hal yang menakutkan, merengek, menangis, menahan nafas.Pada usia 8 bulan sampai 1 tahun, bayi akan menangis terhadap benda, situasi, atau orang yang asing. Tanggapan rasa takut pada masa bayi terdiri dari upaya menjauhkan diri dari perangsang yang menakutkan dengan merengek, menangis, dan menahan nafas.Yang menyebabkan takut pada bayi adalah suara keras, suasana asing, ruang gelap, tempat tinggal, orang tertentu, dan binatang tertentu.
c.       Rasa Ingin Tahu
Dilakukan dengan cara memegang benda-benda yang ingin diketahuinya. Bayi mudah mengungkapkan rasa ingin tahunya terutama melalui ekspresi wajah menegangkan otot muka, membuka mulut, dan menjulurkan lidah. Kemudian, bayi akan menangkap barang yang membangkitkan rasa ingin tahunya tersebut, memegang, membolak-balik, dan melempar.
d.      Bayi Gembira
Sewaktu diajak bercanda, digelitik, diajak bermain, mendapat benda atau permainan yang disenanginya.Rasa gembira diungkapkan dengan Bayi tersenyum, tertawa, menggerak-gerakkan tangan dan kaki, bertriak-triak dengan mata berbinar-binar.
e.       Menyenangi Sesuatu
Yang tampak waktu bayi memeluk, mendekap, menepuk-nepuk, mencium segala sesuatu yang disenanginya.[4]
2.      Awal Perkembangan Motorik Bayi
Perkembangan masa bayi pada aspek motorik ini dapat diamati dan terliahat Reaksi-reaksi spontan yang berulang dilakukan dan tidak dikoordinasi.Namun lama-kelamaan terjadi secara efektif.Hal ini terlihat dari merangkak, berjalan, dan memainkan benda-benda-benda perkembangan motorik telihat adanya arah.[5]
Pada awal kelahirannya, bayi menghabiskan kebanyakan waktunya dengan tidur.Mulanya tidur dapat berlangsung sepanjang hari dan malam, namun setelah beberapa bulan tidur bayi menjadi lebih terpola mengikuti siang dan malam.[6] Bayi pada saat ini berada dalam enam keadaan yang merupakan pasangan, meliputi: tidur tenang dan tidur aktif, terjaga tenang dan terjaga aktif, serta meringis dan menangis. Bayi merespon berbeda-beda terhadap stimulus ketika berada dalam keadaan yang berbeda-beda.
Untuk memperoleh perkembangan bayi yang lebih optimal pada tahap selanjutnya, bayi membutuhkan stimulasi dari luar. Nabi Muhammad SAW. melihat pentingnya pemberian stimulasi dalam usia dini, sebagaimana dinyatakan dalam hadis berikut ini:
“Sesungguhnya Rasulullah SAW. pernah menjulurkan lidahnya kepada Hasan bin Ali ra, sehingga begitu melihat warna merah lidahnya, anak kecil ini lalu kegirangan.” (HR Abu Hurairah[7])
Selain itu, Nabi Muhammad SAW.juga menunjukkan pentingnya sentuhan, ciuman, gendongan, pelukan terhadap bayi atau anak-anak dengan kata-kata yang manis. Dalam hadis dinyatakan:
“Diriwayatkan dari Anas ra bahwa Rasulullah bersabda kepada Fathimah ra “Bawakanlah kedua cucuku kepadaku!” lantas beliau mencium dan memeluk keduanya.”(HR At-Thurmudhi)
Dengan demikian, penting bagi umat Islam untuk melakukan stimulasi fisik terhadap anak-anak mereka.
C.       Perkembangan Bicara
Ada perbedaan antara bicara dengan bahasa.Bahasa merupakan lambang untuk berkomunikasi, dapat berupa bicara, suara, tulisan, isyarat tangan, gambar, lambaian bendera, moise, dan lain-lain.Sedangkan bicara merupakan bagian dari bahasa yang harus dilakukan dengan menggunakan suara atau bunyi dengan bantuan otot-otot bibir, lidah, pipi, rahang, hidung, sehingga suara tadi berupa percakapan untuk berkomunikasi.[8]
1.      Hal-hal yang Dibutuhkan Anak untuk Berbicara
Setiap orang mempunyai cirri khusus dalam berbicara[9], misalnya pilihan kata-katanya, tempo suara, lagu suara, tinggin rendahnya suara, sehingga kita dapat mengetahui siapa yang berbicara walaupun tidak melihat orangnya. Ini semua karena adanya perbedaan berbagai hal yang berhubungan dengan bicara, yaitu :
a.       Telinga
Telinga berfungsi untuk mendengarkan suara.Kalau telinga rusak sehingga bayi sejak lahir tidak dapat mendengarkan suara, maka tidak ada suara yang dapat ditirunya, sehingga akibatnya anak tidak dapat berbicara (bisu).
b.      Alat Berbicara
Alat bicara yaitu bibir, lidah, pipi, selaput suara, langit-langit, rahang, kondisinya berbeda-beda.
c.       Alat Pernafasan
Alat pernafasan misalnya paru-paru, hidung, kalau kondisinya kurang baik, bicara anak dapat tersenggal-senggal, sengau.
d.      Kecerdasan
Agar dapat berbicara dengan baik, jelas, kalimat terarah, dibutuhkan kecerdasan yang baik. Anak yang mempunyai kecerdasan rendah, perkembangan berbicaranya akan terhambat, bahkan idiot tidak dapat berbicara.
e.       Pusat Susunan Syaraf (otak)
Jika otak kurang baik, akan menganggu proses bicara anak. Misalnya susunan syaraf motorik bicara yang ada di otak dan disebut pusat Broca rusak, maka anak akan sulit mengendalikan gerak bibir, gerak lidah, sehingga apa yang diucapkan tidak sesuai dengan keinginannya.
f.       Situasi dan Kondisi Keluarga
Situasi dan kondisi keluarga sekitar anak juga dapat membantu atau menghambat perkembangan bicara anak, dapat mempengaruhi dialek bicara anak, mempengaruhi pilihan kata-katanya, dan sebagainya.
g.      Kebutuhan Anak
Kalau anak tidak membutuhkan, peningkatan dalam kemampuan bicara, tidak ingin menirukan bicara orang lain, maka perkembangan bicra anak akan terganggu.[10]
2.      Fase-fase Perkembangan Bicara
Perkembangan bicara anak pada umumnya melalui fase-fase berikut:
a.       Fase Motorik yang tidak Teratur
Hal ini terjadi pada waktu anak baru lahir sampai dengan kira-kira berumur 2 bulan.Pada waktu bayi lahir, gerakannya masih bersifat reflex, tidak teratur, tidak ada artinya dan tidak ada fungsinya.Pada kurang lebih minggu ke tiga atau minggu ke empat, baru dapat diketahui maksud tangis bayi melalui nadanya serta gerak-gerak badan yang mengiringinya.[11]Jadi, tangis bayi merupakan bentuk komunikasi untuk menyampaikan keinginannya dan kebutuhannya.Kalau menangis saja merupakan komunikasi yang sangat efektif, berarti dengan hanya menangis anak sudah mendapatkan segala kebutuhnnya, maka perkembangan bicara anak terganggu.
b.      Fase Meraban (mengoceh)
Fase ini terjadi pada waktu anak berumur 2 bulan- 5 bulan.Pada saat bayi mengoceh, terdengar deretan bunyi yang diulang-ulang dalam urutan yang tetap.Dengan seringnya bayi mengoceh, berarti melatih alat-alat bicara dan alat pendengaran.Pada saat bayi mengoceh, dia mendengar suaranya sendiri, lalu dia mengulang suara yang didengarnya.
Bayi yang tuli, tidak dapat mendengar suaranya sendiri, sehingga bayi tidak mengulang ocehannya.Sehingga perkembangan bicara bayi hanya sampai mengoceh.Setelah mengoceh sesaat tiba-tiba berhenti.Maka hal ini perlu konsultasi dokter untuk perawatan, pengobatan, dan pendidikan selanjutnya.
c.       Fase Menyesuaikan Diri
Fase ini terjadi pada saat anak berumur sekitar 5 bulan – 8 bulan.Pada fase ini, bayi masih meraban, tetapi lagunya menirukan lagu yang didengarnya.
d.      Fase Jargon
Fase ini terjadi pada saat bayi berumur sekitar 8-9 bulan.Pada fase ini, bayi mengucapkan deretan bunyi yang ada artinya, tetapi artinya masih sangat luas. Walaupun suara yang sama mempunyai arti yang luas, tetapi anak sudah bermaksud mengeluarkan symbol tertentu.
e.       Fase Penguasaan Bahasa yang Benar
Fase ini dicapai bayi sekitar 9 bulan.Pada stadium ini, bayi mula-mula mencoba menirukan kata yang didengarnya.Hal ini disebut echo-lalia[12].Satu kata yang dikatakan, mempunyai arti satu kalimat.Maka pada saat ini perkembangan bahasa bayi dapat dikatakan memasuki stadium kalimat satu kata.
Pada saat mencapai sekitar 11-24 bulan, perkembangan bahasa bayi sudah memasuki stadium kalimat dua kata, walaupun belum sempurna. Dan bayi yang berumur sekitar 2 tahun, haus akan perbendaharaan kata. Mereka selalu menyakan nama benda-benda yang ada di sekitarnya.
D.       Perkembangan Sosialisasi
Perkembangan sosial yang dini memainkan peranan yang sangat penting dalam menentuan hubungan sosial di masa depan dan pola perilaku terhadap orang lain. Karena kehidupan bayi berpusat di sekitar rumah, maka di rumahlah diletakkan dasar perilaku dan sikap sosialnya kelak.Terdapat sedikit bukti yang menyatakan bahwa sikap social atau antisocial merupaan sikap bawaan. “Pengalaman inersaksi sosial di dalam keluarga turut menentukan menentukan pula cara-cara tingkah lakunya terhadap orang lain. Apabila interaksi sosialnya di dalam keluarga tidak lancar, maka besar kemungkinannya bahwa interaksi sosialnya di dalam dengan masyarakat juga berlangsung dengan tidak lancar.
Mengapa dasar-dasar sosial yang di sini sangat penting adalah bahwa sekali terbentuk dasar-dasar itu cenderung menetap kalau anak-anak menjadi lebih besar.Anak yang pada saat bayi sering menangis, cenderung agresif dan menunjukan perilaku-perilaku yang mencari perhatian.Sebaliknya, bayi yang ramah dan lebih bahagia biasanya penyesuaian sosialnya lebih baik apabila telah menjadi besar nanti.[13]
1.      Beberapa reaksi sosial terhadap bayi-bayi lain.
a.       Empat sampai lima bulan.
Bayi mulai menarik perhatian bayi atau anak lain dengan melambungkan badan ke atas dan ke bawah, menendang, tertawa, atau bermain dengan ludah.
b.      Enam sampai tujuh bulan.
Bayi tersenyum terhadap bayi lain dan menunjukan minat terhadap tangisannya.
c.       Delapan sampai tiga belas bulan.
Bayi mencoba meramasi pakaian dan rambut bayi-bayi lain, meniru perilaku dan suara mereka dan bekerja sama dalam menggunakan mainan, meskipun ia cenderung bingung bila bayi lain mengambil salah satu mainannya.
d.       Tiga belas sampai delapan belas bulan.
Berebut mainan sekarang berkurang dan bayi lebih bekerja sama dalam bermain dan mau berbagi rasa.
e.       Delapan belas sampai dua puluh empat bulan.
Bayi lebih berminat bermain dengan bayi lain dan menggunakan bahan-bahan permainan untuk membentuk hubungan sosial dengannya.
2.      Beberapa reaksi bayi terhadap orang dewasa.
a.       Dua sampai tiga bulan.
Bayi dapat membedakan manusia dari benda mati dan bayi tahu bahwa manusialah yang memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.Bayi puas bila berada bersama manusia dan tidak senang bila ditinggal sendiri.
b.      Empat sampai lima bulan.
Bayi ingin digendong oleh siapa saja yang mendekatinya.Ia memberikan reaksi yang berbeda kepada wajah-wajah yang tersenyum, suara-suara yang menunjukan amarah.
c.       Enam sampai tujuh bulan.
Bayi membedakan “teman” dan “orang-orang asing” dengan tersenyum pada yang pertama dan memperlihatkan ketakutan akan kehadiran pada orang yang terakhir. Ini merupakan awal dari “masa lalu”, juga merupakan permulaan dari “masa terikat”- yaitu masa dimana bayi menunjukan keterikatan yang kuat kepada ibu pengganti dan berkurangnya keramahtamahan.
d.      Delapan sampai sembilan bulan.
Bayi mencoba meniru kata-kata, isyarat, dan gerakan-gerakan sederhana dari orang lain.
e.       Dua belas bulan.
Bayi mulai bereaksi terhadap larangan “jangan-jangan”.
f.       Enam belas sampai delapan belas bulan.
Negativisme, dalam bentuk keras kepala tidak mau mengikuti permintaan atau perintah dari orang dewasa ditunjukan dengan perilaku menarik diri atau ledakan amarah.
g.      Dua puluh dua sampai dua puluh empat bulan.
Bayi bekerja sama dalam sejumlah kegiatan rutin seperti berpakaian, makan, dan mandi.
E.       Bahaya dalam Perkembangan Masa Bayi
Ada beberapa masalah yang berbahaya dalam priode bayi yaitu,
Ø  Masalah-masalah yang dapat membahayakan secara fisik dan yang perlu menjadi perhatian orang tua dan lingkungannya ialah: kematian, penyakit, kecelakaan, kurang gizi dan menjadi gemuk.
Ø  Masalah-masalah yang berhubungan dengan psikologis perkembangan motorik: bahaya dalam berbicara dan emosi, (kurangnya kasih sayang, tekanan serta takut marah, kasih sayang berlebihan serta emosi yang kuat) dan bahaya sosial serta bahaya bermain, pengertian, moralitas, hubungan keluarga, dan perkembangan keperibadian.
IV.   KESIMPULAN
Berdasarkanpembahasan  dapat disimpulkan bahwa masa bayi berlangsung selama dua tahun pertama kehidupan setelah periode bayi baru lahir selama dua minggu. Masa bayi sering dianggap sebagai keadaan tidak berdaya di mana bayi setiap hari belajar untuk semakin mandiri, sehingga di akhir masa bayi dikenal sebagai anak kecil yang baru belajar berjalan.Masa bayi adalah masa dasar yang sesungguhnya, meskipun seluruh masa anak-anak merupakan masa dasar.
Masa bayi diannggap sebagai masa dasar, karena merupakan dasar periode kehidupan yang sesungguhnya karena pada saat ini banyak pola perilaku, sikap, dan pola ekspresi emosi terbentuk.
Aspek-aspek yang  berkembang pada masa bayi. yaitu : fisik,motorik, berbicara, berjalan, emosi,psikologis, kognitif dan moral.
Lingkungan sangat berperan sekali dalam perkembangan bayi.Oleh karena itu orang tua sebagai lingkungan pertama harus bisa memberikan kasih sayang yang tulus dan mengurus bayi dengan sebaik mungkin supaya perkembangan bayi tidak terganggu dan bisa sempuran karena bayi sangat tidak berdaya dan lemah.
V.      PENUTUP
Demikianlah, makalah yang saya paparkan serta masih jauh dari kata baik. Oleh sebab itu, masukan dari berbagai pihak sangatlah saya harapkan, untuk memperkaya materi dan memperdalam pemahaman. Tak lupa ucapan ma’af dan terima kasih saya haturkan dengan sepenuh hati kepada semua pihak atas kerjasama di dalam pembuatan maupun penyampaian materi ini. Ihdina al-Shirathal Mustaqim..Wallahu A’lamu Bi al-Shawab.



DAFTAR PUSTAKA
Hasan, Aliah B. Purwakania, Psikologi Perkembangan Islami, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006.
Hurlock, Elizabeth B., Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang kehidupan), Edisi ke-5, Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 1980.
Jauzi, Ibnul,  Al-Wafa Bi Ahwal Al-Musthafa Jilid 1, Beirut, t.t.
Rumini, Sri dan Sundari, Siti, Perkembangan Anak dan Remaja, Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, 2004.
Somantri, T. Sutjihati, Psikologi Anak Luar Biasa, Bandung: PT. Refika Aditama, 2007.
Zulkifli,Psikologi Perkembangan, Bandung: Rosda karya, 2006.



[1]Dra. Hj. T. Sutjihati Somantri, M.Si., psi., Psikologi Anak Luar Biasa, Bandung: PT. Refika Aditama, 2007, h. 3.
[2]Ibid., h. 9-12.
[3] Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang kehidupan), Edisi ke-5, Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 1980, h. 79.
[4]Prof. Dra. Sri Rumini dan Dra. Siti Sundari H.S. M.Pd.,Perkembangan Anak dan Remaja, Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, 2004, h. 32-32.
[5]Drs. Zulkifli,Psikologi Perkembangan, Bandung: Rosda karya, 2006, h.25.
[6] Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, h. 102.
[7]Dituturkan oleh Ibnul Jauzi dalam kitab Al-Wafa Bi Ahwal Al-Musthafa, Jilid 1, h. 444.
[8] Prof. Dra. Sri Rumini dan Dra. Siti Sundari H.S. M.Pd.,op.cit., h. 26.
[9]Ibid.
[10]Ibid.,h. 27-28.
[11]Ibid., h. 28.
[12]Ibid.,h.29-30.
[13]http://jeffy-louis.blogspot.com/2011/06/makalah-perkembangan-masa-bayi.html tanggal 19/10/2013 pukul 11.05.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar